Sabtu, 14 Maret 2020

Kisah Pendaki Yang Tersesat di Gunung Ciremai. Ternyata begini.... - PART 1

PART 1

Awal Kami Merencanakan Pendakian

Saya adalah seorang pendaki mungkin apabila dikategorikan Saya hanyalah pendaki yang amatir, karena pendakian yang Saya lakukan  untuk mencari kepuasan hati dan Mengagumi kebesaran Allah Swt. Pada awal tahun 2002, Saya dan ketiga teman Saya Encam, Naning, Peking, dan Saya sendiri Utis Sutrisna merencanakan sebuah pendakian tetapi Kami semua belum tahu untuk mendaki ke Gunung mana yang akan Kami tuju. Disaat  Saya bertemu Naning dia bilang.
"Tis gw belum pernah naik Gunung sama lo kira - kira kapan kita bisa naik bareng Tis, terus ke Gunung mana yah Tis kayanya seru kalau kita naik bareng.?..”
"Wah gw belum tahu mau naik kemana, tapi gw pingin naik ke tanah tertinggi di Jawa Barat Ning, bagaimana kalo kita ke Ciremai aja Ning ..”
Tak lama kemudian Saya bertemu dengan salah satu teman Saya dia adalah salah satu orang yang pertama mengawali dan menemani hobi Saya mendaki Encam namanya,terus Saya pun memberitahukan percakapan dengan Naning ke Encam.
"Cam Naning ngajak naik bareng gimana kalau   kita naik Ciremai?...,”
 "Boleh Tis kapan?..”
 "Gimana kalau bulan April Cam?..”
 "Boleh!!!"
Kemudian salah satu teman Kami Peking datang dipertengahan obrolan Saya dengan Encam, Peking langsung gabung dengan obrolan Kami.
"Lagi ngobrolin apa lo berdua?....,” Tanya Peking.
"Gini King, Naning ngajakin naik bareng terus gw punya rencana sih pingin naik ke Ciremai!!” Sayapun menjawab.
 "Boleh tuh! gw ikut deh!” Jawab Peking setuju.
Keesokan harinya Peking  datang ke tempat biasa Kami nongkrong.  
"Wooy gw dah beli carriel baru nih yo siap berangkat”
Akhirnya Kami semua merencanakan lebih lanjut untuk pendakian yang belum tahu track atau jalur pendakian Gunung Ciremai sebelumnya, akhirnya Kami mencari informasi dari kawan - kawan Kami yang sudah melakukan pendakian ke Gunung tersebut, dengan informasi yang sangat minim Kamipun menentukan hari keberangkatan.

Proses Keberangkatan

Sebenarnya kedua orangtua Saya tidak pernah mengizinkan Saya untuk mendaki Gunung, tetapi anak seusia Saya pada saat itu lagi senang-senangnya mencari sebuah pengalaman baru. Jadi setiap Saya  ingin melakukan pendakian, peralatan pendakian Saya selalu lebih awal dipacking karena apabila  ibu Saya sampai tahu pasti Saya akan batal melakukan pendakian, jadi caranya Kami  meminta izin kepada kedua orang tua Saya. Dengan cara Kami semua sebelum berangkat datang dahulu kerumah Saya setelah ibu Saya selesai Shalat subuh lalu Kami meminta izin kepadanya dengan perlengkapan yang sudah ada dipunggung Kami masing-masing, itulah waktu yang sangat tepat menurutku untuk meminta izin kepada orangtua bisa dikatakan dengan cara memaksa. Akhirnya kedua orangtua Saya mau tidak mau mengizinkan Kami walaupun wajah mereka menunjukkan tidak ikhlas mengizinkan Kami semuabpergi mendaki, Sayapun langsung mencium tangan kedua orangtua Saya sambil meminta doanya 
"Mah Utis berangkat dulu doain yah mah?...” Encam, Naning, Pekingpun bergantian meminta do'a kepada kedua orangtua Saya.
Kami semua melakukan keberangkatan pada hari selasa pagi kurang lebih  mulai berangkat dari rumah sekitar jam 5 pagi menuju terminal Bekasi, dan sebenarnya Kami semua tidak tahu dimana Gunung Ciremai itu tepatnya. Tetapi yang terpenting untuk Kami hanya tahu dikota mana Gunung Ciremai itu berada untuk Kami itupun sudah cukup, dan itu memang selalu yang Kami lakukan karena apabila dari salah satu teman mendaki Kami sudah tahu atau pernah mendaki Gunung yang akan Kami daki pasti Kami membatalkan pendakian ke Gunung tersebut, karena Kami merasa kurang asyik apabila sudah ada yang mengetahui Gunung yang akan Kami daki, alasan Kami kita berusaha ingin mengerti Gunung yang kita daki dengan bersama-sama mencari jalan sampai kepuncaknya, akhirnya kita semua menuju ke kota Cirebon dengan bus jurusan Cirebon dari terminal Bekasi.
Di separuh perjalanan bus yang Kami tumpangi, bus tersebut istirahat disalah satu SPBU lalu Kami  membeli makanan untuk mengganjal perut Kami tidak lama kemudian ada seorang lelaki berjaket kulit, berkacamata hitam kurang lebih berusia 30 tahunan menghampiri Kami.
"Mau ke mana mas?..”
"Ga ke mana - mana kok mas!” Kami menjawab
"Ah Mas - mas mau mendaki yah itu bawa tas besar - besar?...” Tanya lelaki jaket kulit penasaran
"Ia mas Kami mau naik ke Ciremai!" Jawab Encam.
"Oh mau ke Ciremai kalo mau naik ke sana?.., lebih baik lewat jalur Palutungan aja mas lebih landai dan pemandangannya lebih indah kalo dari jalur sana!” Balas lelaki jaket kulit.
"Oh gitu ya mas" ia sebenarnya rencana Kami semua ingin mendaki belum tahu lewat jalur mana tapi rencana Kami mau lewat jalur Linggarjati mas!” Encam menjelaskan.
"Wah lewat Linggarjati jalurnya lebih curam mas Saya juga suka membawa rombongan anak – anak Universitas  untuk melakukan pelantikan, di perkemahan di bawah kaki Gunung Ciremai lewat Palutungan!” Kata Lelaki Jaket Kulit menyarankan.
Kalo Mas-masnya mau nanti Saya antar kearah jalurnya, Kami merasa sudah sangat akrab dengan lelaki itu padahal Kami cuma bertemu ditempat istirahat bus, ia pun memberikan no. telepon dikertas kepada Saya lalu Saya simpan didalam dompet. Akhirnya kita semua mempercayai ucapan lelaki itu karena alasannya sangat masuk akal dan kelihatan dari ucapannya yang cukup mengetahui Gunung Ciremai dan terlihat postur tubuhnya lelaki itu seperti seorang pendaki yang berpengalaman dan iapun mengantar Kami sampai kearah jalur Palutungan, Kamipun berpisah setelah lelaki itu bilang kamu naik aja angkot itu dia kearah Palutungan kok.


Sampai di Pos Pendaftaran Jalur Palutungan
Kami semua tiba kesebuah pos pendaftaran untuk pendakian, lucunya Kami ragu dengan pos tersebut selain pos pendaftarannya sudah tidak layak banyak bagian yang rusak dan tidak ada satu orangpun yang menjaga pos pendaftaran tersebut, akhirnya kita istirahat dipos itu sambil bertanya kepada warga sekitar yang lewat.
"Pak permisi Saya mau tanya kalo mau mendaki mendaftar kemana yah pak?...” Kami bertanya.
"Oh tunggu disini yah mas, Saya panggil dulu pak Sandy yang menjaga pos ini tapi orangnya lagi di kebun?...” Jawab warga setempat
"Ia pak Kami tunggu..!”
Kami semua makin bingung, sambil menunggu Saya melihat-lihat kedalam pos dari luar karena masih terkunci itu ada sebuah mading didalam sana Saya melihat isi mading itu tentang keindahan pemandangan puncak Gunung Ciremai yang ingin Kami daki.
Tak lama kemudian pak Sandi datang akhirnya pos pendaftaran dibuka dan Kami semua masuk kedalam. Anehnya setelah Saya masuk ke dalam, mading yang Saya lihat dari luar tadi ternyata isinya bukan Foto-foto keindahan puncak Gunung Ciremai, melainkan sebaliknya ternyata mading tersebut berisikan Foto-foto evakuasi korban-korban pendaki Yang mengalami kecelakaan pada waktu pendakian, Saya langsung kaget tetapi Saya tidak bilang kepada salah satupun teman Saya, proses pendaftaranpun akhirnya selesai. Sebelum Kami semua melanjutkan perjalanan Pak Sandi lalu menanyakan perlengkapan Kami.
"Apa perlengkapannya sudah lengkap?...” Tanya Pak Sandi
"Lengkap pak"!, Pak rencana Kami  mau turunnya lewat jalur Linggarjati?..”
"Oh gitu...! kalo mau turun lewat jalur itu nanti di puncak sana ada satu "nisan" salah satu pendaki dari kota Bekasi kalian harus lewati terus jalan kedepan nanti terlihat ada plang atau papan petunjuk yang di paku di pohon jalur Linggarjati!” Pak Sandi menjelaskan.
"Ia Terima Kasih yah pak!" 
Lalu Kami pun semua pamit berangkat untuk menempuh jalur Palutungan tersebut.

Segini dulu ya gengs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lirik Lagu Boy With Luv-BTS

2019. Lagu berjudul Boy with Luv dipercaya sebagai title track utama di album Map of the Soul: Persona. Di lagu ini BTS mendapat kesempat...